Tingkatkan Literasi & Inklusi Keuangan, OJK dan BEI Gelar Sosialisasi di STIE AMM

 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan telah melakukan sosialisasi di kampus STIE AMM (20/3). Selain OJK, Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Mataram juga turut hadir untuk memberikan materi.

Salah satu narasumber OJK, M. Abdul Mannan (kiri) memberikan materi diselingi dengan games partisipasi oleh para peserta.

Sosialisasi yang bertajuk “Sosialisasi OJK dan Edukasi Pasar Modal Syariah kepada Civitas Akademika STIE AMM” menghadirkan beberapa narasumber antara lain Aprillah HS (Kabag. Pengawasan Industri Jasa Keuangan OJK NTB), Muhammad Abdul Mannan (Staf OJK) dan Gusti Ngurah Sandiana (Kepala Kantor BEI Mataram).

Pada sosialisasi yang diselenggarakan kali ini terasa cukup istimewa, pasalnya selain materi yang cukup menarik dan menghadirkan narasumber yang berkompeten, acara ini sekaligus memperkenalkan salah satu mahasiswi STIE AMM, Yunita Balqis yang berhasil menjadi duta OJK Provinsi NTB. Terpilihnya Balqis (panggilan akrabnya) sebagai duta OJK karena dirinya dinilai memiliki prestasi yang baik di bidang akademik. Selain itu Balqis juga terbilang aktif di beberapa kegiatan organisasi kampus. Dirinya menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Senat Mahasiswa dan juga pernah menjabat sebagai Ketua Koordinator Humas Mahasiswa STIE AMM.

Dalam Sambutannya, Ketua STIE AMM, Dr. H. Umar Said, SH., MM mengharapkan agar mahasiswa dapat mengimbangi keadaan ekonomi yang semakin berkembang. Sementara itu narasumber Aprillah HS dalam kesempatannya menyampaikan beberapa poin penting pengenalan terhadap OJK antara lain, bagaimana cara OJK melindungi konsumen dan masyarakat, mengenalkan fungsi OJK serta tata cara penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa.

Aprillah HS (Kabag. Pengawasan Industri Jasa Keuangan OJK Provinsi NTB)

Pada kesempatan ini juga disampaikan bahwa menurut survey yang telah dilakukan di tahun 2016 yang lalu diketahui, bahwa daya literasi keuangan di Indonesia hanya sebesar 21,5% dan tingkat inklusi sebesar 63,3%. Padahal dengan literasi keuangan yang baik (well literate), maka kita akan mampu melihat uang dari sudut pandang yang berbeda dan memiliki kendali atas kondisi keuangannya. Selain itu kita mengetahui apa yang harus dilakukan dengan uang yang dimiliki, akan dimiliki dan bagaimana cara memanfaatkan uang. Selain itu inklusi keuangan merujuk pada jumlah orang yang menjadi nasabah atau pengguna jasa keuangan juga berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan.

Untuk itu harapan dari kegiatan sosialisasi ini adalah agar generasi muda melalui mahasiswa dapat berperan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, terlebih kampus STIE AMM yang mencetak para lulusan yang tidak hanya sebagai ahli teori tetapi juga praktisi di bidang ekonomi. (Humas)

BAGIKANShare on FacebookShare on Google+Tweet about this on Twitter